Senin, 05 Oktober 2015

Mencuci Miss V Bisa Berbahaya?


PENELITIAN baru menambahkan alasan lain mengapa perempuan harus mempertimbangkan kembali douching. Douching yang didefinisikan sebagai mencuci vagina dengan air sangat tidak dianjurkan oleh kelompok medis, termasuk Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS).
Para ahli medis mengatakan douching bisa menyebabkan masalah, dari infeksi hingga memiliki kesulitan hamil nanti. Kini, sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Health menemukan bahwa wanita yang melakukan douche bisa menempatkan diri mereka pada risiko lebih besar untuk paparan bahan kimia berbahaya yang disebut phthalates, yang dikatakan mengganggu hormon tubuh.
Mencuci vagina di kamar mandi adalah tidak sama dengan douching. Seringkali wanita menggunakan campuran kemasan yang dijual di toko-toko yang berisi air dicampur dengan bahan-bahan seperti cuka, baking soda atau yodium.
Mereka kemudian menyemprotkan douche melalui tabung ke dalam vagina yang bisa mengganggu bakteri sehat di vagina serta keasaman alami. Jika wanita telah memiliki infeksi atau penyakit menular seksual, douching bisa mendorong bakteri ke dalam rahim, ovarium dan tuba falopi, dimana bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Para penulis penelitian melaporkan bahwa phthalates bisa ditemukan dalam berbagai produk perawatan pribadi yang disebut dietil ftalat (DEP), ditemukan dalam item seperti douche atau tampon.
Dengan menilai penggunaan douching dan sampel urin, para peneliti menemukan bahwa dibandingkan dengan wanita yang tidak melakukan douche, wanita yang melakukan douching memiliki tingkat 52 persen lebih tinggi dari konsentrasi urin dari metabolit dari DEP.
"Sudah ada alasan untuk khawatir tentang praktik ini. Sekarang mungkin ada lebih alasan untuk khawatir karena bahan kimia ini (phthalate) masuk tubuh perempuan," kata penulis studi Ami Zota, seperti dilansir laman Health, Selasa (28/7).
Zota mengatakan data yang terkait bahan kimia phthalate untuk berbagai hasil kesehatan.
"Ini termasuk masalah reproduksi pria dan wanita serta masalah perilaku dan perkembangan pada bayi akibat paparan phthalate dalam rahim," katanya.
Para peneliti mengatakan ini adalah salah satu studi pertama yang melihat hubungan antara produk perawatan feminin dan eksposur kimia dalam tubuh manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar